Jumat, 30 November 2012

NIKOTIN

Tembakau merupakan famili dari Solanaceae dengan nama ilmiah Nicotiana tabacum L. dengan kandungan yang bervariasi, seperti zat-zat golongan alkaloida, saponin, flavonoida dan polifenol. Zat terbanyak yang terkandung dalam tembakau adalah nikotin yang merupakan golongan alkaloida. Alkaloida merupakan suatu zat aktif yang memiliki gugus nitrogen heterosiklis. Gugus nitrogen heterosiklik ini menunjukkan sifatnya sebagai basa. Nikotin memiliki sifat larut dalam air, dengan pKa = 8,5 dan koefisien partisi (kemampuan molekul untuk mengion) dalam oktanol/air adalah 1,2 serta tidak boleh terpapar pada udara bebas dan terkena cahaya. Nikotin ini dalam dosis besar memiliki toksiksitas yang sangat tinggi, namun dalam dosis kecil memiliki efek terapeutik. Dosis yang dapat menghasilkan efek terapeutik sesuai penelitian yang dilakukan adalah 0,5 mg/kg BB. Nikotin adalah bahan aktif dalam asap tembakau. Memiliki bau menyengat dan rasa yang tajam. Nikotin didefinisikan sebagai zat beracun, berminyak, kuning pucat yang berubah warna menjadi coklat setelah terpapar udara. Dalam bentuk terkonsentrasi, nikotin digunakan sebagai insektisida yang kuat. Jumlah nikotin yang terjadi pada daun tembakau berkisar dari 2% sampai 7%. Nikotin berdampak terutama pada sistem saraf otonom. Dengan demikian, bisa berbahaya. Nikotin dapat menyebabkan kegagalan pernapasan dan kelumpuhan pada dosis kurang dari 50 mg. Jumlah yang kecil dapat menyebabkan mual, pusing, menurunkan tekanan darah, dan jantung berdebar-debar. Daun tembakau dibuat dalam bentuk ekstrak. Ekstrak merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.

Ekstraksi kadar nikotin
Ekstraksi kadar nikotin dalam rokok dlakukan dengan 2 analisis percobaan, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Sebanyak 1 gr sampel yang mengandung nikotin ditambah dengan 1 ml NaOH dalam alkohol kemudian ditambah dengan larutan eter 10 ml, dan ditambah kembali dengan larutan petroleum eter 10 ml. Dikocok dan di diamkanselama 1 sampai 2 jam.
1. Analisa Kualitatif 
a.  Sebanyak 1 ml ekstrak dari tembakau rokok ditambah dengan beberapa tetesH2SO4 pekat sampai terbentuk garam berwarna coklat
b.  Sebanyak 1 ml ekstrak dari tembakau rokok ditambah dengan beberapa tetesHCl pekat sampai terbentuk garam berwarna coklat
2. Analisa Kuantitatif : Metode titrasi
a.    Larutan ekstrak rokok 10 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan dibiarkaneternya menguap
b.   Tambahkan 10 ml aquades dan 2 – 3 tetes metal merah sebagai indikator dantitrasi dengan 0,1 N HCl sampai warna berubah menjadi merah.

3 komentar:

  1. Mengapa ketika prosedur awal ekstraksi kadar nikotin pelarut yang digunakan yaitu alkohol harus dibasakan yaitu dengan penambahan NaOH?

    BalasHapus
  2. Karena nikotin sangat larut dalam alkohol, nikotin merupakan salah satu alkaloid. Alkaloid yang terdapat dalam suatu bakal sebagai bentuk garam, alkohol ini berfungsi untuk melarutkan nikotin dan garam-garam yang terdapat pada suatu bakal. Lalu nikotin dibebaskan dari ikatan garam tersebut menjadi alkaloid yang bebas. Alkaloid bersifat basa, sifat tersebut tergantung pada adanya pasangan elektron pada nitrogen. Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan nitrogen bersifat melepaskan elektron, sebagai contoh; gugus alkil, maka ketersediaan elektron pada nitrogen naik dan senyawa lebih bersifat basa. Untuk itu ditambahkan basa lain yang lebih kuat dari pada basa alkaloid tadi, yaitu dengan penambahan NaOH. NaOH disini berfungsi untuk membebaskan nikotin dari garam-garam. Jika pada kondisi asam nikotin dapat membentuk garam dengan semua asam, nikotin reaktif terhadap agen oksidasi dan bahan-bahan yang bersifat asam.

    BalasHapus
  3. kamsia, infonya mbak. Tuhan memberkati

    BalasHapus