Senyawa Flavonoid Pada Tumbuhan
Flavonoid merupakan sejenis senyawa fenol terbesar yang ada, senyawa
ini terdiri dari lebih dari 15 atom karbon yang sebagian besar bisa
ditemukan dalam kandungan tumbuhan. Flavonoid juga dikenal sebagai vitamin P dan citrin, dan merupakan pigmen yang diproduksi oleh sejumlah tanaman sebagai warna pada bunga yang dihasilkan. Bagian tanaman yang bertugas untuk memproduksi flavonoid adalah
bagian akar yang dibantu oleh rhizobia, bakteri tanah yang bertugas
untuk menjaga dan memperbaiki kandungan nitrogen dalam tanah.
Flavonoid sebenarnya terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepungsari, nektar, bunga, buah dan biji. Hanya sedikit catatan yang melaporkan flavonoid pada hewan, misalnya dalam kelenjar bau berang-berang, propilis (sekresi lebah), sayap kupu-kupu, yang mana dianggap bukan hasil biosintesis melainkan dari tumbuhan yang menjadi makanan hewan tersebut, Penyebaran flavonoid terbatas pada golongan tumbuhan dengan tingkat biovita atau yang lebih tinggi, golongan tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang asal-usulnya lebih baru dibanding golongan tumbuhan yang tidak mengandung flavonoid (500 - 3000 juta tahun), segi penting dari penyebaran flavonoid ini adalah adanya kecenderungan kuat bahwa tumbuhan yang secara takson berkaitan akan menghasilkan jenis flavonoid yang serupa.
Senyawa antosianin sering dihubungkan dengan warna bunga tumbuhan.
Sianidin umumnya terdapat pada suku Gramineae. Senyawa biflavonoid
banyak terdapat pada subdivisi Gymnospernae sedang isoflavonoid pada
suku leguminosae.
Pada tumbuhan yang mempunyai morfologi sederhana seperti lumut, paku, dan paku ekor kuda mengandung senyawa flavonoid O-GIikosida, flavonol, flavonon, Khalkon, dihidrokhalkon, C-Gl ikosida . Angiospermae mengandung senyawa flavonoid kompleks yang lebih banyak.
Pada tumbuhan yang mempunyai morfologi sederhana seperti lumut, paku, dan paku ekor kuda mengandung senyawa flavonoid O-GIikosida, flavonol, flavonon, Khalkon, dihidrokhalkon, C-Gl ikosida . Angiospermae mengandung senyawa flavonoid kompleks yang lebih banyak.
Sifat Fisika dan Kimia Senyawa Flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa polifenol sehingga bersifat kimia senyawa
fenol yaitu agak asam dan dapat larut dalam basa, dan karena merupakan
senyawa polihidroksi(gugus hidroksil) maka juga bersifat polar sehingga
dapat larut dalan pelarut polar seperti metanol, etanol, aseton, air,
butanol, dimetil sulfoksida, dimetil formamida. Disamping itu dengan
adanya gugus glikosida yang terikat pada gugus flavonoid sehingga
cenderung menyebabkan flavonoid mudah larut dalam air. Pemisahan senyawa golongan flavonoid berdasarkan sifat kelarutan dalam
berbagai macam pelarut dengan polaritas yang meningkat adalah sebagai
berikut :
1. Flavonoid bebas dan aglikon,dalam eter .
2. O-Glikosida,dalam etil asetat.
3. C-Glikosida dan leukoantosianin dalam butanol dan amil alkohoI. Oleh karena itu banyak keuntungan ekstraksi dengan polaritas yang meningkat.
Isolasi dan Identifikasi Flavonoid
1. Isolasi Dengan metanol
Terhadap bahan yang telah dihaluskan, ekstraksi dilakukan dalam dua
tahap. Pertama dengan metanol:air (9:1) dilanjutkan dengan metanol:air
(1:1) lalu dibiarkan 6-12 jam. Penyaringan dengan corong buchner, lalu
kedua ekstrak disatukan dan diuapkan hingga 1/3 volume mula-muIa, atau
sampai semua metanol menguap dengan ekstraksi menggunakan pelarut heksan
atau kloroform (daIam corong pisah) dapat dibebaskan dari senyawa yang
kepolarannya rendah, seperti lemak, terpen, klorofil, santifil dan
lain-lain .
2. Isolasi Dengan Charaux Paris
Serbuk tanaman diekstraksi dengan metanol,lalu diuapkan sampai kental
dan ekstrak kental ditambah air panas dalam volume yang sama, Ekstrak
air encer lalu ditambah eter, lakukan ekstraksi kocok, pisahkan fase
eter lalu uapkan sampai kering yang kemungkinan didapat bentuk bebas.
Fase air dari hasil pemisahan ditambah lagi pelarut etil. asetat
diuapkan sampai kering yang kemungkinan didapat Flavonoid O Glikosida.
Fase air ditambah lagi pelarut n - butanol, setelah dilakukan ekstraksi,
lakukan pemisahan dari kedua fase tersebut. Fase n-butanol diuapkan
maka akan didapatkan ekstrak n - butanol yang kering, mengandung
flavonoid dalam bentuk C-glikosida dan leukoantosianin. Dari ketiga fase
yang didapat itu langsung dilakukan pemisahan dari komponen yang ada
dalam setiap fasenya dengan mempergunakan kromatografi koLom. Metode ini
sangat baik dipakai dalam mengisolasi flavonoid dalam tanaman karena
dapat dilakukan pemisahan flavonoid berdasarkan sifat kepolarannya.
3. Isolasi dengan beberapa pelarut.
Serbuk kering diekstraksi dengan kloroform dan etanol, kemudian ekstrak
yang diperoleh dipekatkan dibawah tekanan rendah. Ekstrak etano lpekat
dilarutkan dalam air lalu diekstraksi gojog dengan dietil eter dan
n-butanol, sehingga dengan demikian didapat tiga fraksi yaitu fraksi
kloroform, butanol dan dietil eter.
Fungsi Flavonoid
Manfaat utama flavonoid dalam tubuh manusia adalah sebagai
antioksidan yang bisa menghambat proses penuaan dan mencegah
berkembangnya sel kanker.
Selain itum flavonoid juga berfungsi sebagai :
- melindungi struktur sel dalam tubuh
- meningkatkan penyerapan dan penggunaan vitamin C dalam tubuh
- sebagai obat anti inflamasi
- mencegah pengeroposan tulang
- sebagai antibiotik
- sebagai antivirus, bahkan fungsinya sebagai antivirus HIV/AIDS telah banyak diketahui dan dipublikasikan
- mengahambat pertumbuhan kolesterol jahat LDL dalam darah
- mencegah terjadinya atherosklerosis, suatu keadaan di mana dinding arteri menjadi lebih tebal
- membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh
- sebagai pencegah terjadinya beberapa macam penyakit
- untuk mengobati beberapa macam penyakit
Salah satu jenis tanaman yang dipercaya dan terbukti memiliki kandungan flavonoid yang cukup tinggi adalah tanaman cokelat.
Dari berbagai sumber!!
Dari berbagai sumber!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar